28 Agustus 2023

Mengenali Berbagai Teknologi Elektrofisiologi dalam Morning Symposium 1&2

Hari terakhir puncak The 10th Annual Scientific Meeting InaHRS tetap diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik

InaHRS, Jakarta - Hari terakhir puncak The 10th Annual Scientific Meeting InaHRS tetap diwarnai dengan berbagai kegiatan menarik. Bertempat di ballroom West dan East Java The Westin Hotel, Jakarta, pembicara yang cakap dalam bidangnya berbagi ilmu elektrofisiologi dan teknologi yang acap digunakan seperti alat pacu jantung dan okluder left atrial appendage (LAA).

Morning Symposium: LAA Occluder

Simposium yang berlangsung selama 1 jam 20 menit diisi dengan pemaparan dari tiga pakar dan dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dengan peserta. Hauda El Rasyid, MD memaparkan mengenai kardiomiopati atrium yang dapat meningkatkan predisposisi terjadinya berbagai penyakit, seperti stroke dan emboli paru. Penggunaan ablasi kateter sendiri dikatakan masih kontroversial untuk tatalaksana kardiomiopati atrium ini. Setelah membahas mengenai predisposisi stroke yang meningkat pada pasien fibrilasi atrial, Beny Hartono, MD melanjutkan pembahasan mengenai prosedur oklusi LAA untuk pencegahan stroke pada pasien fibrilasi atrial. Kesimpulan dari panduan yang digunakan saat ini adalah antikoagulan oral sistemik tetap digunakan untuk pencegahan stroke. Namun, okluder LAA dapat dipertimbangkan untuk pencegahan stroke pada pasien AF dengan kontraindikasi penggunaan antikoagulan jangka panjang. Berikutnya, Prof. Yoga Yuniadi, MD, PhD menguraikan tentang prosedur pemasangan alat penutup LAA hanya dengan panduan fluoroskopi. Beliau juga menjelaskan alat penutup LAA yang tersedia di Indonesia beserta kelebihan dan kekurangannya. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan para peserta yang telah antusias memenuhi ruangan simposium sejak awal acara dimulai.

Morning Symposium 2: Update on Bradycardia and Pacing Management

Sesuai nama acaranya, simposium ini membahas mengenai update terbaru dari alat pacu jantung. Budi A. Tejo, MD membuka kegiatan dengan pembahasan mengenai sinkop, suatu proses kehilangan kesadaran akibat hipoperfusi serebral yang ditandai dengan onset cepat dan pemulihan spontan. Budi menjelaskan berbagai etiologi sinkop yang tidak dapat dijelaskan, serta peran dari pemantauan dengan elektrokardiogram (EKG) dalam kurun waktu tertentu untuk diagnostik. Sinkop dapat menjadi manifestasi awal dari penyakit jantung yang dapat menyebabkan morbiditas tinggi sehingga perlu diawasi. Giky Karwiky, MD, pembicara kedua, kemudian memaparkan mengenai identifikasi dan manajemen malfungsi alat pacu jantung. Menurut Giky, ketika terjadi suatu aktivitas yang diduga sebagai malfungsi, tata laksana yang diambil bisa berupa observasi (bila berupa pseudo malfungsi), pemrograman ulang, penggantian posisi lead, ataupun penggantian lead/alat pacu jantung. Dicky A. Hanafy, MD, PhD kemudian menguraikan mengenai sinkronisasi AV menggunakan alat pacu jantung nirkabel. Berbagai materi menarik yang telah dipaparkan oleh panitia ditutup dengan diskusi dengan para peserta yang antusias.