13 September 2025

Langkah Baru dalam Kardiologi: Dari Sistem Pacing hingga Pembaruan Panduan Fibrilasi Atrium

Inovasi dalam pengaturan sistem konduksi, pencegahan sudden cardiac death, dan pedoman fibrilasi atrium.

Rangkaian simposium di Dian Ballroom B kembali dilaksanakan di hari terakhir ASM InaHRS pada tanggal 13 September 2025. Kegiatan dibuka oleh Morning Symposium 2 dengan tema Key Innovation in Conduction System Pacing: From Evidence to Long-Term Outcomes, dipandu oleh Muhammad Yamin, MD, PhD dan Pipin Ardhianto, MD selaku moderator. Ardian Rizal, MD membuka dengan pembahasan mengenai pemilihan pasien yang tepat dalam Conduction System Pacing, diikuti oleh Giky Karwiky, MD yang menekankan peran His-Optimized dan Left Bundle Branch-Optimized CRT dalam manajemen gagal jantung. Sesi dilanjutkan dengan paparan Shunmuga Sundaram, MD yang membawakan materi secara daring dari India dengan judul “Overcoming the Challenges of Conduction System Pacing in CRT”. Morning symposium 2 ditutup dengan diskusi dan tanya jawab interaktif antara narasumber dan peserta yang memperkaya perspektif peserta.


Agenda di Ball Room B kemudian dilanjutkan dengan Symposium 5 yang membawa tema From Risk to Rescue: Identifying Candidates for ICD in Sudden Cardiac Death Prevention, yang dipandu oleh Beny Hartono, MD dan Giky Karwiky, MD. Fokus utama sesi ini adalah pencegahan sudden cardiac death melalui terapi ICD. Sesi diawali oleh Erika Maharani, MD yang menguraikan perkembangan terbaru sekaligus tantangan dalam kematian jantung mendadak, mencakup beban kematian, kompleksitas, dan stratifikasi risiko yang ada. Perspektif internasional turut hadir melalui Prof. Wei Hua, MD, PhD yang menjelaskan kondisi terkini pencegahan sudden cardiac death di Tiongkok dengan judul materi “Current Situation of Sudden Cardiac Death Prevention in China and Advances in Clinical Application of S-ICD”. Pada sesi ini dibahas pula perkembangan dan kemajuan aplikasi klinis subcutaneous implantable cardioverter-defibrillator (S-ICD) di Cina hingga saat ini di mana S-ICD telah diterima secara umum sebagai terapi standar. Sesi simposium ditutup oleh Muhammad Munawar, MD, PhD yang menyampaikan paparan mendalam mengenai indikasi terkini S-ICD, lengkap dengan keunggulan dan keterbatasannya. Sesi ini memberikan gambaran komprehensif tentang arah baru pencegahan kematian mendadak jantung.


Sesi siang di Ballroom B ditutup dengan Lunch Symposium 2 bertajuk “Insights from New Trials and Guideline Updates on Atrial Fibrillation”, dipandu oleh Hermawan, MD dan Sebastian Andy Manurung, MD. Perhatian peserta tertuju pada tata laksana fibrilasi atrium berdasarkan bukti terbaru. Reynold Agustinus, MD membuka sesi dengan membahas strategi penggunaan direct oral anticoagulant (DOAC) yang aman bagi pasien berisiko perdarahan tinggi. Dilanjutkan oleh Antonia A. Lukito, MD, PhD yang menekankan pentingnya optimalisasi manajemen fibrilasi atrium melalui penelitian terkini dan panduan terbaru. Dony Yugo Hermanto, MD menutup sesi dengan topik menarik mengenai perjalanan terapi novel oral anticoagulant (NOAC) sepanjang hidup spesifik pada pasien Asia, khususnya dengan edoxaban.


Rangkaian agenda simposium kali ini mengkaji ilmu dan bukti terbaru mengenai inovasi dalam kardiologi. Tidak hanya menyajikan hasil penelitian terbaru, tetapi sesi ini juga membuka ruang diskusi untuk merumuskan strategi klinis yang lebih baik dalam menghadapi tantangan dalam kardiologi modern ke depannya.